Mataram, 28 Agustus 2016
Malam itu awal kami kunjung Islamic Center. Tadi-nya sempat saya pikir ini sajian utama... tapi penari massal yang disusun oleh koreografer tampak unik. Kog masih berbaju ala-kadarnya. Sebagian beralas sandal. Banyak pemudi juga tampil non jilbab. Bukannya ini tematik religi???
belakangan baru paham ternyata ini baru acara gladi kotor-nya. Para penari itu baru sekedar latihan mendekat hari H. Bahkan sebagian adalah anak didik dari seorang penggiat sanggar tari ternama di Mataram. Sebagian besar anak-anak perempuan itu juga bukan beragama islam. Sehingga wajar, mengapa sebagian warga hindu di seantero Mataram juga turut antusias menyambut perhelatan MTQ kali ke-2 ini.
Dan diantara atribut koreografi tari itu juga terdapat usungan unik berupa tandu dan payung-payung khas. Sepertinya itu macem perayaan tabuik/talbot yang sedikit ada warna pengaruh dari sejarah tragedi padang Karbala. Mungkin unsur-unsur warna akulturasi memang sengaja ditampilkan. Meskipun kadang kanal tikai soal Syiah itu juga masih kerap mudah tersulut. Paling tidak ada yang menarik... sendra tari ini menyuguhkan sesuatu yang beda. Mengakomodir khazanah sejarah masuknya islam di Nusantara. Assura...Asure...yang bagi kalangan jogya mengenal dengan istilah bulan Suro.
Sayang kami tidak dapat ikuti segmen euphoria acara MTQ. Kala siang sebenarnya telah marak oleh acara pendukung yang tidak kalah menarik-nya. Selain di sibukkan jadwal antar tugas supplier..juga saya ktiban 'operasi' lain. Nyambi driver untuk tamu diving di program tour darat. Tapi seperti biasa... selalu menikmati alur perjalanan. Miss a moment... but have fun at another side. Thank's God... I'm a country-boy :)
Malam itu awal kami kunjung Islamic Center. Tadi-nya sempat saya pikir ini sajian utama... tapi penari massal yang disusun oleh koreografer tampak unik. Kog masih berbaju ala-kadarnya. Sebagian beralas sandal. Banyak pemudi juga tampil non jilbab. Bukannya ini tematik religi???
belakangan baru paham ternyata ini baru acara gladi kotor-nya. Para penari itu baru sekedar latihan mendekat hari H. Bahkan sebagian adalah anak didik dari seorang penggiat sanggar tari ternama di Mataram. Sebagian besar anak-anak perempuan itu juga bukan beragama islam. Sehingga wajar, mengapa sebagian warga hindu di seantero Mataram juga turut antusias menyambut perhelatan MTQ kali ke-2 ini.
Dan diantara atribut koreografi tari itu juga terdapat usungan unik berupa tandu dan payung-payung khas. Sepertinya itu macem perayaan tabuik/talbot yang sedikit ada warna pengaruh dari sejarah tragedi padang Karbala. Mungkin unsur-unsur warna akulturasi memang sengaja ditampilkan. Meskipun kadang kanal tikai soal Syiah itu juga masih kerap mudah tersulut. Paling tidak ada yang menarik... sendra tari ini menyuguhkan sesuatu yang beda. Mengakomodir khazanah sejarah masuknya islam di Nusantara. Assura...Asure...yang bagi kalangan jogya mengenal dengan istilah bulan Suro.
Sayang kami tidak dapat ikuti segmen euphoria acara MTQ. Kala siang sebenarnya telah marak oleh acara pendukung yang tidak kalah menarik-nya. Selain di sibukkan jadwal antar tugas supplier..juga saya ktiban 'operasi' lain. Nyambi driver untuk tamu diving di program tour darat. Tapi seperti biasa... selalu menikmati alur perjalanan. Miss a moment... but have fun at another side. Thank's God... I'm a country-boy :)
No comments:
Post a Comment