Jelang lepas pagi...,
Menyeruak terobos sisi jembatan dan hiruk-pikuk pasar Ampenan yang baru di mulai. Aktivitas niaga di bantaran sungai Jangkuk. Gak ada yang lebih menarik dibanding membingkai kegiatan para ibu pemetik kangkung. Komoditas dan konsumsi utama kuliner khas lokal. Kangkung sudah menjadi ikon yang tidak lepas dari karakter lekat Lombok.
Tubuh liuk sungai Jangkuk, merupakan sub-Dodokan (sungai besar). Dimana ada genangan air disitu bercokol para petani kangkung. Seolah berkah lahan kosong layaknya petani umum-nya. Menganggap sungai seperti halnya sawah. Petak lahan basah yang bisa difungsikan sebagai alternatif mata pencaharian.
Peralihan musim tanam dilakukan sejak awal masuk kemarau. Alasan-nya laju air sungai lebih bersahabat untuk di cocok tanami. Cukup berbekal pancang kayu utama sebagai penambat, dan gerai ambang kangkung indukan akan menjulur sesuai arah lemah arus. Tidak ada batasan resmi dan rambu penentu luasan. Semua pemilik saling berkolaborasi demi tujuan pemanfaatan lahan yang sama. Gak ada jelimet konsep tata ruang :)
Saat memasuki musim penghujan aktivitas tanam kangkung ini akan segera berakhir. Alasannya, debit air yang bertambah dan besar kemungkinan subsidi gerus banjir akan melibas semua "floating vegetation" tersebut. Kalau-pun ada biasanya para penanam hanya menyisakan sedikit sekedar keperluan konsumsi pribadi. Bukan tujuan komersil.
Secara jenis, cuma ada 2. Kangkung Kali khusus di juluki untuk jenis yang ditanam di sungai. Asupan nutrisi konon lebih alami dan nikmat karena sirkulasi laju dan wadah air yang terus bergerak. Lain lagi debut lokal dibilang Kangkung Pesongoran. Tipe ke-2 ini kebanyakan jenis kangkung yang di pelihara di sawah dan kolam-kolam. Lebih identik kondisi air yang tegenang statis. Opini umum mengatakan bahwa secara kualitas kangkung Kali lebih banyak di nikmati oleh para konsumen.
Demikian! Begitu rekam dialog yang berhasil saya singkat rangkum. Berbaur sahut celoteh para ibu mengisi senggang kerja. Mengapung dan bersenandung... bersabuk lingkar ban dalam truk. memetik ujung-ujung daun kangkung muda. Fresh dari lahan...diolah demikian rupa, sebentar lagi siap tersaji.. eksotisme pedas pelecing.
Nendang cabai... Nendang ala kuliner asal Lombok. Hingga nanti temu jumpa hidangan riel di sajian meja...., Salam pedas dari negri sambal.
buruh angkut siap membantu boyong stan lokasi jualan |
No comments:
Post a Comment