Kamis, 4 Oktober 2012
Saya dapet undangan SMS via salah satu rekan Jackers, Reza punk. Agak beda dari kegiatan biasa. Tongkrongan di warung Jack (Taman budaya Mataram) kali ini menggelar aktivitas sore dengan tema menarik. Belajar Cukil. Disajikan oleh oknum utusan dari Komunitas Atap Alis (jakarta). Nama penyaji workshop sederhana ini dipanggil Rangga. (Saya lebih suka menamai lengkap Ranggalawe) Gondrong mix kriwil taste Rasta. Perawakan sedang. Kulit sawo matang. Yang khas adalah hiasan tatto di sebagian pergelangan lengan. Mengingatkan corak khas tatto suku Mentawai. Alur formasi garis. Mirip pamor kayu khas Timoho, atau Berora Pelet, yang julukan sasak-nya disebut Bebet kelindan.
Brosur workshop cukup detil jabarannya. Terkait latar belakang sejarah Cukil di Indonesia. Muasal gerakan sebagai propaganda alur seni dan semangat nuansa protes sosial. Siapa motivator awal hingga panduan komplit rentet bahan dan tahapan cara kerja.
Peralatan Cukil sangat sederhana. gak beda dengan tools wajib para pengrajin ukir tradisional khas sasak. Mata tatah kecil dengan varian beda tehnik ceruk. Memang jauh dari kategori tehnik ukir yang menyajikan sajian hasil ber-dimensi. Secara hasil akhir.
Saya sempat tergelitik. Kenapa dinamai cukil? Padahal Cukil sendiri masih berupa tehnik rangkai pengerjaan (pertanyaan yang belom sempat terlontar saat itu). Dari tehnik Cukil, baru menghasilkan rupa media printing - berupa hamparan tripleks yang sudah terpola motif dan gambar. Cukup rumit loh! karena mengerjaan pola mal/gambar harus di sajikan terbalik. Untuk kemudian melalui balur polesan tinta, stampel gambar yang jadi di pindahkan ke berbagai media lain. Kertas.. Kain... tembok.. T-shirts. Dan sebagainya... sangat fleksibel. Unik.. dan tetap menarik. Makasih pada Komunitas Atap Alis yang telah berkenan berbagi Science & Skill.
Saya sempat tergelitik. Kenapa dinamai cukil? Padahal Cukil sendiri masih berupa tehnik rangkai pengerjaan (pertanyaan yang belom sempat terlontar saat itu). Dari tehnik Cukil, baru menghasilkan rupa media printing - berupa hamparan tripleks yang sudah terpola motif dan gambar. Cukup rumit loh! karena mengerjaan pola mal/gambar harus di sajikan terbalik. Untuk kemudian melalui balur polesan tinta, stampel gambar yang jadi di pindahkan ke berbagai media lain. Kertas.. Kain... tembok.. T-shirts. Dan sebagainya... sangat fleksibel. Unik.. dan tetap menarik. Makasih pada Komunitas Atap Alis yang telah berkenan berbagi Science & Skill.
Kembali pada Komunitas Warjack,
Harapannya semoga kegiatan macem ini akan lebih banyak lagi. Rutin bergulir. Alternatif opsi berkegiatan sebagai Kantung Kesenian. Syukur bisa menjadi pilot project... bagi tumbuh semi "saku-saku" yang lain. Mendatang... Nyusul. Baur tema urban dan tradisional.
Cheers!!!
Tentang Atap Alis :
Atap alis merupakan komunitas yang berangkat dari sebuah keinginan untuk
mendapatkan ruang berekspresi, ruang penyaluran kreatifitas dan ide
yang inovatif. Banyaknya ide di kepala akan menjadi tidak berarti dan
sia-sia, jika tidak dituangkan dalam sebuah karya. Berangkat dari niat
yang sederhana itulah, Atap Alis ada diantara sesaknya kota metropolitan
ini.
Atap alis terbentuk pada Desember 2006. Terdiri dari beberapa orang yang sebelumnya pernah terlibat dalam berbagai macam aktifitas. Awalnya, Atap Alis berkeinginan untuk menciptakan ruang dan diskusi bersama berupa jurnal kebudayaan non profit yang dikerjakan secara kolektif. Seiring berjalannya waktu, ide tersebut lebih dikembangkan dalam bentuk komunitas.
Untuk itulah, kami juga merangkul beberapa pihak dalam mewujudkan berbagai aktifitas. kami sadar, bahwa komunitas ini tidak bisa lepas dari majemuknya manusia urban di Jakarta. Melalui rangkulan itulah, kita bisa belajar dan berkreasi bersama, untuk mencari alternative solusi atas ketidakadilan yang selama ini masih sering terjadi. Dan melalui rangkulan itulah, perubahan social akan dapat dicapai dengan cara kerjasama, pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang dikelola secara bersama.
Atap alis juga aktif dalam kegiatan berkesenian baik itu seni propaganda, street art, poster dan workshop bersama. Karena misi atap alis adalah mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk membangunan kehidupan yang berkeadilan.
Atap alis terbentuk pada Desember 2006. Terdiri dari beberapa orang yang sebelumnya pernah terlibat dalam berbagai macam aktifitas. Awalnya, Atap Alis berkeinginan untuk menciptakan ruang dan diskusi bersama berupa jurnal kebudayaan non profit yang dikerjakan secara kolektif. Seiring berjalannya waktu, ide tersebut lebih dikembangkan dalam bentuk komunitas.
Untuk itulah, kami juga merangkul beberapa pihak dalam mewujudkan berbagai aktifitas. kami sadar, bahwa komunitas ini tidak bisa lepas dari majemuknya manusia urban di Jakarta. Melalui rangkulan itulah, kita bisa belajar dan berkreasi bersama, untuk mencari alternative solusi atas ketidakadilan yang selama ini masih sering terjadi. Dan melalui rangkulan itulah, perubahan social akan dapat dicapai dengan cara kerjasama, pertukaran pengetahuan dan sumber daya yang dikelola secara bersama.
Atap alis juga aktif dalam kegiatan berkesenian baik itu seni propaganda, street art, poster dan workshop bersama. Karena misi atap alis adalah mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk membangunan kehidupan yang berkeadilan.
beberapa contoh karya |
tools wajib... |
Serak alat dan bahan... dan pastinya rokok & kopi |
karya semacam emblem... khas protes sosial |
mix-match.. multi pernik. Artinya secara kreativitas tindak lanjut cukil bisa menjadi komoditas ekonomi kreatif... efek finansial :) |
proses pewarnaan... dominan hitam |
Injak-injak... biar hasil pewarnaan merata |
No comments:
Post a Comment